JAKARTA, SEPUTAR DUNIA PENDIDIKAN – Sains dan penelitian di mata masyarakat umum identik dengan laboratorium yang membosankan, kaku, dan tidak menarik.
Namun di tangan siswa-siswi yang melakukan penelitian yang tak biasa justru menemukan hasil yang mengejutkan.
Ambil contoh, bagaimana kecepatan sejumlah generasi di dalam mengetik 1 paragraf menggunakan gadget antara X, Y, dan Z ?
Dalam kompetisi Indonesian Fun Science Award (IFSA) 4.0, dua siswa SMA Plus Pembangunan Jaya Bintaro, mengajukan paper ilmiah pada mengenai perbedaan kecepatan dalam mengetik menggunakan gadget pada generasi X, Y, dan Z.
Berdasarkan data, diperoleh bahwa rata-rata waktu pengetikan tercepat berdurasi 1 menit 36 detik pada generasi Z, diikuti oleh generasi Y dengan 2 menit 59 detik, dan kemudian generasi X yaitu selama 3 menit 40 detik.
Dalam penelitian ini, masing-masing 30 responden yang mewakili setiap generasi dikumpulkan untuk survey kecepatan mengetik satu paragraf berisi kalimat.
Diajang IFSA 4.0, ada juga penelitian terkait lokasi belajar yang mencoba membandingkan kamar mandi dengan lokasi lain.
Apalagi ada gurauan yang sering terlempar adalah belajar di kamar mandi lebih efisien karena untuk sesuatu masuk harus ada yang keluar. Benarkah teori ini?
Tertarik dengan kepercayaan ini, 2 siswa dari SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo, Embun Kahuripan dan Allin Alya Yasmin mempelajari teori ilmiah terkait dengan proses belajar serta melakukan survey dan pengujian hasil belajar di kamar mandi dibandingkan dengan di luar kamar mandi kepada teman-teman satu sekolahnya.
Penelitian teoritis kedua siswa itu menunjukkan bahwa mood dan kenyamanan fisik mempengaruhi efisiensi otak untuk menerima informasi.
“Hasil survei kedua siswa itu menunjukkan bahwa kamar mandi dapat menjadi salah satu tempat yang membawa kenyamanan karena sepi, mudah membuat fokus, dan seringkali menjadi tempat terbitnya inspirasi,” katan Allin.
Bahkan hasil uji belajar pada penelitian tersebut juga menunjukkan adanya kecenderungan pemahaman yang lebih baik pada grup yang belajar di dalam kamar mandi.
Rektor Swiss German University (SGU), Dr. rer. nat. Filiana Santoso mengatakan, penelitian dan sains tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, dan tidak selalu membosankan.
“Meneliti dan mempelajari hal-hal yang scientific untuk menjawab hal-hal yang unik di kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan dan seru,” kata Filiana, Kamis (28/4/2022).
Ditambahkan, menanamkan jiwa peneliti yang kritis, logis, sistematis, dan kreatif pada generasi muda Indonesia dapat membawa Indonesia menjadi negara yang maju.
Dikatakannya, Indonesian Fun Science Award (IFSA) adalah rangkaian kegiatan yang diadakan Swiss German University (SGU) untuk menunjukkan kepada generasi muda dan masyarakat tentang betapa seru dan menyenangkannya melakukan penelitian.
“Juga untuk mengedukasi bahwa penelitian bisa dilakukan terhadap hal apa pun, kapan pun, dan di manapun,” katanya.
Juara IFSA 4.0 dimenangkan oleh Maryam Izzati Muthmainnah dan Nisrina Rahma Ardihapsari – SMA Negeri 6 Yogyakarta.
Sedangkan untuk runner up diraih Via Valenta Kafita Ardian dan Arinda Kusumaningrum – SMA PGRI 2 Kayen, Sabina Sinkhu Fisicella dan Ardia Khaila Sabrina (SMAN 1 Karanganyar).
Kemudian Fayyaza Amalia Islami dan Faza Pradnya Mazida (SMA Trensains Muhammadiyah Sragen), kemudian Embun Kahuripan dan Allin Alya Yasmin (SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo). (*)
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Yang Dapat Dikembangkan
Pada dasarnya pemikiran kritis menyangkut pula pemikiran logis yang angelo 1995 mengidentifikasi lima perilaku yang sistematis dalam
Cara Berpikir Kritis Untuk Meningkatkan Kemampuan Diri Qubisa
Berpikir logis atau berpikir secara logika adalah suatu kemampuan yang membuat anda mampu berpikir jernih dan rasional mengenai hal hal yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Neliti
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa berpikir kritis merupakan yang logis dan sistematis ketika
Siswa Sma Kebon Dalem Diperkenalkan Budaya Riset Sejak Dini
Kemampuan nalar dan logika berpikir secara runtut dan sistematis selebihnya siswa diinginkan mampu mengembangkan sikap kritis dan
Tanamkan Jiwa Kritis Logis Dan Sistematis Di Ajang
4 hari yang lalu penelitian dan sains tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari hari manusia dan tidak selalu membosankan halaman all
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Core
Berpikir dan bersikap secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan bagian bagian dari keseluruhan masalah berdasarkan indikator pada tabel 1 yang telah
Siap Grak Tanamkan Jiwa Kritis Logis Dan Sistematis Di Ajang
4 hari yang lalu tanamkan jiwa kritis logis dan sistematis di ajang indonesian fun science award ifsa tempat dengan y sman paper kata muthmainnah gadget
Membangun Pola Pikir Kritis Dan Perilaku Positif Masyarakat Di
Dua hal yang perlu masyarakatkan tanamkan dalam menghadapi pandemi ini yakni bersih dan disiplin mereka perlu berpikir bersih dalam menerima
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Logis
Berpikir kritis dan logis matematik siswa yang mendapat pembelajaran matematika melalui model sistematis kritis serta berpikir objektif dan
Tanamkan Jiwa Kritis Logis Dan Sistematis Di Ajang Indonesian Fun
4 hari yang lalu penelitian dan sains tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari hari manusia dan tidak selalu membosankan
Festival Lima Bahasa Satu Hati Tanamkan Toleransi Dan
Pelajaran berbasis stems melatih siswa untuk bernalar dan berpikir kritis logis dan sistematis sehingga nantinya mampu menghadapi tantangan global